Kamis, 21 April 2011

Wanita dan Teknologi

photo by : 222talent


Keanggunan wanita sering di indentikkan dengan langkah yang melenggok dan gerak yang gemulai. Tatapan yang teduh dan bibir yang merekah. Kehidupan yang lamban dan cukup bekerja untuk menyelesaikan masalah rumah tangga. Wanita harus bisa sabar walaupun yang terjadi tidak sesuai dengan keinginannya, tetapi selalu diam dan mencoba memahami keinginan orang lain terutama pria. Sejarah memberikan banyak bukti bahwa wanita selalu berada dibawah pria, menuntut wanita harus pengertian dan sabar dengan semua penindasan hak-hak yang dilakukan pria. Wanita bisa diasumsikan seperti mesin penghasil anak, mendidik anak dan harus tetap tunduk pada suami sekalipun dirinya tidak dihargai sebagai pribadi yang memiliki perasaan, kehendak dan juga hak yang sama dengan pria. Mungkin ini adalah era yang terjadi dengan nenek dan kakek kita ketika bangsa ini masih di zaman rekiplik. Wanita cukup belajar mempersiapkan diri menjadi istri yang baik tanpa pernah mengecap pendidikan dan pembelajaran.


Bagaimana dengan saat ini, apakah sosok wanita itu? Saya sering menanamkan dalam hati bahwa prinsip tidak boleh perubah walaupun perwujudannya mungkin berubah-ubah. Wanita akan tetap menjadi wanita sekalipun budaya yang terjadi sudah berubah. Wanita tetap bisa sabar dan pengertian sekalipun tidak memungkinkan lagi berjalan sambil melenggak. Sekalipun wanita dituntut mampu berpikir sedikit dibawah pria atau sebanding dengan pria itu bukan mengubah esensi dari wanita. Kehidupanlah yang menuntut itu, dan itu adalah perwujudan salah satu kelembutan yang merupakan kekuatan dari wanita. Wanita lembut tidak harus menggunakan gaun yang panjang, tetapi dengan celana panjang dan setelan kemeja juga dia akan tetap perempuan. Wanita itu dinyatakan dari dalam diri bukan sesuatu yang terlihat diluar.

Kita tidak bisa memungkiri kalau saat ini jarak bukan suatu masalah lagi dalam kehidupan. Perkembangan internet dan telekomunikasi membuat jarak menjadi nol dalam komunikasi. Semua bergerak cepat sebanding dengan cepatnya informasi yang bisa didapat dari mana saja dan kapan saja. Wanita juga sudah mampu terjun dalam perkembangan teknologi yang ada dan sudah mengisi semua bidang kehidupan. Wanita tidak jarang menjadi besar dalam industri dan juga dalam segala ragam bisnis yang ada. Bukan hanya teknologi informasi yang membuat jarak tidak ada dalam arti sempit. Kemajuan teknologi juga menyebabkan perbedaan pria dan wanita dalam era ini sudah tidak ada lagi. Apapun yang dilakukan pria mungkin mampu dilakukan wanita. Tetapi itu hanya perwujudan yang terlihat saja. Secara esensi mereka tetap dua insan yang berbeda.

Teknologi membuat wanita yang tadinya bisa melenggak menjadi wanita yang selalu terburu-buru. Pekerjaan dan target-target tidak memungkinkan wanita untuk bergaun panjang dan lamban di kantor. Wanita menjadi fotocopi pria dalam berbusana, bahkan tidak jarang wanita juga bisa pake jeans dan T-shirt saja ke kantor untuk bekerja, yang penting nyaman dan kinerjanya maksimal. Wanita yang mungkin selalu meminum jamu-jamuan supaya memiliki kulit yang halus berubah menjadi sosok yang harus meminum kopi pait supaya target-targetnya tercapai. Wanita yang juga indentik dengan memanjakan diri di salon-salon saja juga harus terkadang menjadi wanita yang mampu tidak tidur semalaman karena tuntutan hidup. Wanita yang lembut dan hanya merajut di halaman rumah juga mungkin sudah berubah menjadi wanita yang mulai mengelas mesin-mesin di industri. Dan banyak kehidupan tanpa batas yang sudah ditembus oleh wanita dalam era informasi ini.

Kemajuan teknologi membuat banyak perubahan yang terjadi pada wanita. Tetapi kita harus selalu sadar bahwa itu hanya perwujudan yang bisa dilihat yang tidak boleh mengubah prinsip menjadi wanita dan esensi kita sebagai wanita. Prinsip hidup wanita adalah tetap sebagai penolong dan hidup berdampingan dengan pria dengan segala perbedaannya. Bukan untuk menjadi lebih dari pria dan menyatakan kalau wanita juga tidak kalah dengan pria. Yang pasti pria dan wanita akan tetap berbeda sekalipun sering melakukan pekerjaan yang sama.

Berkaitan dengan sifat wanita yang menginginkan rasa aman dan kenyamanan hidup. Saya melihat teknologi yang seharusnya memudahkan hidup juga mengubah wanita menjadi sosok yang semakin sulit. Misalnya saja, sering sekali kalau seorang wanita mengirim sms ke temannya dan tidak dibalas maka kemungkinan timbul pemikiran yang negatif, apalgi kalau yang di sms teman pria. Wanita sangat gampang merasa tertolak dan memikirkan kalau dia tidak disayangi dan itu membuat dia tidak merasa nyaman dan ini bisa berakibat dia menyakiti orang lain. Teknologi yang seharusnya memudahkan komunikasi bisa berubah menjadi sarana saling menyakiti juga. Beberapa waktu yang lalu kalau kita main ke rumah seorang teman dan setelah nyampe di rumahnya dia ternyata tidak di rumah. Maka kita bisa memaklumi dan sering kita menitip pesan pada orang rumahnya atau meninggalkan catatan di kertas kecil di dalam kamarnya. Itu tidak menggangu emosi dan perasaan kita. 

Tetapi sangat berbeda dengan saat ini, banyak pria bingung dengan wanita. Wanita membutuhkan komunikasi lebih dari pria, dan ketika seorang pria tidak membalas sms temannya yang wanita, maka si wanita akan berpikir jauh dan sering sekali akhirnya merasa kesal dan marah. Kemarahan ini bisa berakibat menyakiti yang lain. Pria sering sekali kalau tidak ada yang penting tidak mengirim sms, bahkan seorang teman pria yang tidak membalas sms teman wanita yang lain ketika ditanya kenapa tidak membalas, dia menjawab..bingung balasnya, gak ada pertanyaannya di sms itu. Hmmm…!!!

Ternyata wanita dan pria tidak akan pernah sama, jangan pernah berpikir menyamai pria karena sejak awal memang berbeda. Keinginan untuk sama itu hanya akan menyakiti diri sendiri dan juga orang lain.



Artikel by : Naomi Sihombing


Keep strong & grace

Tidak ada komentar:

Posting Komentar