Jumat, 22 April 2011

Kartini dan Penggalan Suratnya

photo by : someone in Google




Masih ingatkah kalian akan sosok wanita yang satu ini? Raden Ajeng Kartini, dalam sejarahnya dikenal dengan pahlawan wanita Indonesia. Kartini memulai gebrakan dengan memperjuangkan hak - hak wanita.


Kartini menuangkan seluruh pemikirannya tersebut ke dalam bentuk catatan dan surat - surat kecil yang ditujukan secara pribadi pada sahabatnya Rosa Manuela Abendanon. Tulisannya itulah yang kemudian dibukukan kedalam suatu bentuk buku "Habis Gelap Terbitlah Terang". Kumpulan tulisannya tersebut sangat inspiratif dan berhasil mengubah mindset wanita Indonesia.


Berikut ini adalah beberapa penggal isi surat Kartini :



....mereka (gadis dan perempuan Belanda) memang sangat cantik jelita, berkulit putih, anggun bergaun panjang, rambut jagungnya terjurai kemilau keemasan. Akan tetapi aku tak akan mau menjadi seperti mereka. Sebab aku yang berkulit sawo matang dan berambut hitam ini hanya manis dan lebih pantas dengan kebaya, gelung, kain jahit....”





 “Kami di sini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak perempuan, bukan sekali-kali karena kami menginginkan anak-anak perempuan itu menjadi saingan laki-laki dalam perjuangan hidupnya. Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya, kewajiban yang diserahkan alam sendiri ke dalam tangannya: menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama.” [kepada Prof. Anton dan Nyonya, 4 Oktober 1902]




“Sudah lewat masanya, tadinya kami mengira bahwa masyarakat Eropa itu benar-benar satu-satunya yang paling baik, tiada taranya. Maafkan kami, tetapi apakah ibu sendiri menganggap masyarakat Eropa itu sempurna? Dapatkah ibu menyangkal bahwa di balik hal yang indah dalam masyarakat ibu terdapat banyak hal-hal yang sama sekali tidak patut disebut sebagai peradaban.” [kepada Ny. Abendanon, 27 Oktober 1902].



Bisa dilihat dari penggalan - penggalan tulisan tersebut bahwa Kartini sangat bangga dengan identitasnya sebagai wanita Indonesia serta tidak menjadikan alasan emansipasi untuk berada 'diatas kepala pria'.


Sudahkan Anda merenunginya?


Jangan sampai kata emansipasi dan persamaan hak wanita terhadap pria membuat kita sebagai wanita terlihat semakin 'rendah'. Kita kuat dan anggun selayaknya seorang wanita. Kita bekerja sejajar dengan pria bukan berarti melupakan kodrat kita sebagai wanita. Terkadang sebuah situasi mengharuskan kita untuk tetap mengingat hal itu (menjadi seorang ibu).


Jadilah wanita yang CERDAS dalam arti yang sesungguhnya.



Keep strong & grace

Tidak ada komentar:

Posting Komentar